Makalah

MAKALAH TEORI PAVLOV

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia pertama kali lahir di dunia telah melakukan usaha-usaha pendidikan. Manusia juga telah berusaha mendidik anak-anaknya walaupun dengan cara yang sangat sederhana.
Kewajiban bagi setiap pendidik untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, yakni harus berbuat dengan cara yang sesuai dengan keadaan anak didik. Dengan demikian, semenjak manusia bergaul, telah ada usaha dari orang yang lebih mampu untuk mempengaruhi  teman-teman mereka dalam bergaul demi kemajuan orang-orang yang bersangkutan.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengetahui/memahami sesama manusia dengan tujuan untuk dapat melakukan tindakan dengan lebih tepat. Psikologi pendidikan menyajikan tentang faktor-faktor psikologis yang berperan dalam proses pendidikan . Berikut ini akan dikupas masalah yang berkaitan dengan ilmu psikologi berdasarkan percobaan Ivan Petrovich Pavlov.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian belajar menurut Pavlovian
2. Mengetahui eksperimen Pavlov
3. Mengetahui prinsip-prinsip belajar Pavlovian
4. Mengetahui Penerapan teori Pavlov dalam proses belajar mengajar
5. Mengetahui kelemahan teori Pavlov


BAB II
PEMBAHASAN
.
2.1 Pengertian Belajar Menurut Pavlovian
Pavlov memang bukanlah seorang ahli psikologi . Sehingga, ia tidak mempunyai pendapat yang secara langsung berhubungan dengan psikologi pendidikan. Namun, banyak ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan behaviorisme mengakui pentingnya percobaan Pavlov dalam disiplin ilmu tersebut. Jadi, pendapat para behaviorisme dapat dianut untuk menjelaskan pengertian belajar berdasarkan percobaan Pavlov.
Menurut Toeti dan Udin pada bukunya yang berjudul Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran  (1997:13):
“ Belajar di sini merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R (Stimulus Respons), yaitu suatu proses yang memberikan respons tertentu terhadap stimulus yang datang dari luar.”
Berdasarkan percobaan Pavlov dapat dijelaskan juga bahwa proses perubahan yang terjadi pada anjing tidak semata-mata merupakan perubahan intensitas keluarnya air liur, tetapi juga terjadi perubahan tingkah laku pada anjing untuk merespon makanan (US) dan bunyi bel (CS).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya stimulus dari lingkungan sekitar. Dengan kalimat yang lain dapat disimpulkan pula, bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan penguraian eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov.
2.2 Eksperimen Pavlov
Dalam eksperimen ini Pavlov menggunakan media anjing sebagai subjek penelitianya, dan Pavlov ingin mengetahui bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar ketika bel dibunyikan ia akan merespon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan / stimulus, karena pada awalnya  anjing tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi bel.
Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan, maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction  atau penghapusan.
Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi sebagai berikut:
Stimulus tak terkondisi (US) dipasangkan dengan Stimulus terkondisi (CS). 
Stimulus tak terkondisi (US), yaitu Suatu peristiwa yang menimbulkan peristiwa alamiah, contoh: makanan. Stimulus terkondisi (CS), yaitu stimulus yang tidak menimbulkan respon alamiah, contoh: Bunyi bel.
Respons tidak terkondisi (UR), yaitu refleks alami yang ditimbulkan secara otonom atau dengan sendirinya. Contoh: mengeluarkan air liur
Respos terkondisi (CR), yaitu refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari penggabungan CS dan US. Contoh: keluarnya air liur akibat penggabungan bunyi bel dengan makanan.
Gambaran  dari eksperimen diatas adalah sebagai berkut : 
Percobaan lain yang telah dilakukan oleh Pavlov ialah sejauh mana anjing dapat melakukan perbedaan antara bermacam-macam perangsang. Untuk itu dilakukan ekspeimen-eksperimen yang mana digunakan lebih dari satu perangsang bersyarat. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
Ketika dipergunakan dua perangsang bersyarat, anjing masih mampu membedakan mana perangsang yang akan diikuti oleh makanan dan mana yang tidak.
Ketika dipergunakan tiga macam perangsang bersyarat, anjing dapat membedakan mana salah satu perangsang yang akan diikuti oleh makanan dan mana dua perangsang yang tidak diikuti makanan.
Tetapi, ketika digunakan empat macam perangsang bersyarat ternyata anjing sudah tidak mampu untuk membedakan mana salah satu perangsang yang akan diikuti oleh makanan.
2.3 Prinsip-Prinsip Belajar Pavlovian   
Selain manipulasi stimulus terdapat faktor penting lain dari percobaan Pavlov, yaitu penguatan. Penguatan dapat berupa apa saja yang dapat memperkuat respon (Udin S. Winataputra,dkk,2007:13). Jadi, penguatan merupakan salah satu faktor yang menjadi prinsip dalam belajar menurut Pavlovian.
Hal lain yang menjadi prinsip belajar Pavlovian adalah perubahan tingkah laku sebagaimana pandangan para ahli yang berpengaruh dalam teori belajar behaviorisme.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar menurut Pavlovian adalah penguatan dan perubahan tingkah laku.
2.4 Penerapan Teori Pavlov dalam Proses Belajar Mengajar
Berikut ini merupakan beberapa contoh penerapan teori Pavlov yang berkaitan dengan proses belajar mengajar :
Contoh pertama, untuk merangsang siswa agar aktif dalam belajar seorang guru menghadiahkan cokelat.
    Jika terdapat siswa yang “sangat suka (UCR)” dengan “coklat (UCS)”, maka pada setiap mengajar (CS) sebuah cokelat dapat diberikan kepada siswa. Secara otonom siswa akan sangat suka dengan cokelat pemberian guru.
Berdasarkan teori, ketika hal itu dilakukan secara berulang-ulang dengan tanpa memberikan coklat sekalipun, maka secara otonom siswa akan sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran (CR). Hal ini dapat terjadi karena pembentukan perilaku antara UCS, CS, UCR, dan CR seperti ekperimen yang telah dilakukan oleh pavlov.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah :
1.     Belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya stimulus dari lingkungan sekitar.
2.     Berdasarkan percobaan Pavlov jika Stimulus tak terkondisi (US) dipasangkan dengan Stimulus terkondisi (CS), maka akan membentuk Respons tidak terkondisi (UR).
3.     Jika dilakukan percobaan yang sama (penggabungan US dan CS)secara berulang-ulang (reinforcement / penguatan), maka akan menimbulkan Respos terkondisi (CR). Bahkan, dengan tanpa menggunakan US sekalipun ( hanya menggunakan CS).
4.     Jika digunakannya CS tanpa US secara terus-menerus, maka akan menyebabkan sebuah penghapusan respon atau extinction. 
5.     Prinsip belajar menurut Pavlovian adalah penguatan dan perubahan tingkah laku.