Sabtu, 14 Januari 2012

Pembelajaran Kooperatif:: TGT


Menurut David Johnson, pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dimana guru mempergunakan kelompok-kelompok kecil, dan para siswa dalam kelompoknya bekerja bersama untuk memaksimalkan pembelajarannya masing-masing, yaitu dirinya sendiri dan anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif menciptakan “prestasi belajar yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif di antara para siswa, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik di antara mereka dibandingkan pengalaman belajar yang individualis.”



TGT merupakan kependekan dari Teams-Games-Tournaments. TGT mempergunakan kelompok-kelompok yang sama, format pembelajaran dan kertas-kertas kerja. Komposisi anggota tim atau kelompok meliputi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, menengah, dan rendah, siswa laki-laki dan wanita, dan para siswa yang berasal dari latar belakang rasial yang beragam, sehingga suatu kelompok akan terlihat sebagai mikrokosmos dari suatu kelas yang lebih besar. Dalam TGT, siswa akan bermain pada aspek akademik untuk menunjukkan kemampuan penguasaannya terhadap suatu materi kajian. Turnamen ini dapat dilakukan secara mingguan.Para siswa akan berkompetisi dalam turnamen tersebut dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang bekemampuan seimbang pada waktu turnamen sebelumnya. Kompetisi tersebut dilaksanakan pada suatu meja-meja turnamen yang terdiri dari tiga siswa, yang masing-masing dapat berfungsi sebagai pembaca, penantang I, atau penantang II, secara berputar atau bergilir.

TGT dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Pembaca:
1.    mengambil kartu bernomor dan mencari pertanyaan terkait pada lembar permainan
2.    membaca pertanyaan tersebut dengan cukup keras
3.    penantang I menjawab pertanyaan; penantang I akan memberikan jawaban atau melemparkannya ke penantang ke II, selanjutnya penantang II yang menerima pertanyaan tersebut harus menjawab, berikutnya mereka mencocokkan dengan lembar jawaban yang tersedia. Bilamana jawaban benar akan mendapatkan skor, namun bilamana jawaban salah tidak dikenakan pinalti.

Pada TGT, siswa yang berkemampuan tinggi dari Kelompok I akan berkompetisi dengan siswa yang juga berkemampuan tinggi dari kelompok ke II dan ke III. Sedangkan pada meja turnamen yang lain dipergunakan oleh siswa yang memiliki kemampuan sedang, baik dari kelompok I, II, maupun III. Begitu pula siswa yang berkemampuan kurang berada pada meja turnamen lainnya. Para siswa tidak diberi tahu manakah meja yang dipergunakan untuk mereka yang berkemampuan tinggi, menengah, ataupun kurang. Anggota kelompok dipertahankan untuk waktu sekitar 5 atau 6 minggu, dan pertanyaan-pertanyaan pada meja turnamen diganti setiap minggu yang menjamin kesamaan dalam berkompetisi. Pemeroleh skor tinggi pada masing-masing meja dialihkan pada kelompok lain pada putaran kompetisi turnamen yang berikutnya. Kesetaraan kompetisi demikian akan memungkinkan para siswa dari semua tingkatan kemampuan akan berusaha menyumbangkan skor maksimum untuk kelompoknya. Bilamana mereka berbuat yang terbaik, maka masing-masing akan mencapai keberhasilannya.

Setelah turnamen selesai, selanjutnya perolehan skor-skor tim dipampang dan keterangan kelompok-kelompok pemeroleh skor tertinggi, serta pemenang dari meja turnamen. Dengan demikian, TGT mempergunakan pola pembelajaran yang konsisten, lembar kerja kelompok, asesmen individual, peluang yang sama untuk mencapai keberhasilan, dan pengakuan kepada mereka yang berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar