Rabu, 18 Januari 2012

PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA IQ DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS 11 A MAN GENTENG

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tes statistik nonparametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Tes nonparametrik tidak menuntut pengukuran sekuat yang dituntut tes-tes parametrik, sebagian besar tes nonparametrik dapat diterapkan untuk data dalam skala ordinal, dan beberapa yang lain juga dapat diterapkan untuk data dalam skala nominal. Beberapa macam pengujian nonparametrik yang antara lain adalah Uji Tanda, Uji H, Uji U Mann Whitney, Uji Q Cochran, Uji Median, Uji Wilcoxon, Uji Rank Korelasi Kendall, Uji Rank Korelasi Spearman, dan Uji Friedman (Siegel, 1992).
Dari beberapa macam pengujian nonparametrik, uji korelasi kendall Tau digunakan untuk melihat adanya korelasi antara dua variable ,bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan metode ini dapat digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial (Khotimah,2007).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IQ siswa dan prestasi, banyak orang yang berasumsi bahwa siswa yang memiliki kepandaian (IQ)  tinggi memiliki prestasi yang baik pula. Namun, pada kenyataannya siswa yang tergolong memiliki tingkat kepandaian yang tidak tinggi mampu memiliki prestasi baik. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya siswa tersebut rajin sehingga meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengajukan proposal penelitian dengan judul :
HUBUNGAN ANTARA IQ DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS 11 A MAN GENTENG”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan (korelasi) antara IQ dan prestasi akademik siswa kelas 11 A MAN 1 Genteng ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan (korelasi) antara IQ dan prestasi akademik siswa kelas 11 A MAN 1 Genteng.
1.4 Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada :
  1. Mengingat banyaknya jumlah siswa kelas 11 MAN  Genteng maka penulis membatasinya dengan menggunakan sampel yang diambil hanya dari siswa kelas 11 A MAN  Genteng.
  2. Data yang diteliti seluruhnya merupakan data sekunder yang diperoleh dari bagian Tata Usaha dan Wali kelas 11 A MAN  Genteng.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
  1. Dapat mengetahui hubungan (korelasi) antara IQ dan prestasi siswa kelas 11 A MAN 1 Genteng.
  2. Diharapkan kepada Kepala Sekolah, guru, maupun pihak-pihak lain dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam proses belajar-mengajar dan penerimaan siswa baru.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian IQ
IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :
Usia Mental Anak
x 100 = IQ
Usia Sesungguhnya
Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.
Tabel 2.1.1 Interpretasi atau penafsiran dari IQ
TINGKAT KECERDASAN
IQ
Genius
Di atas 140
Sangat Super
120 – 140
Super
110 – 120
Normal
90 -110
Bodoh
80 – 90
Perbatasan
70 – 80
Moron / Dungu
50 – 70
Imbecile
25-50
Idiot
0 – 25
2.2 Pengertian Prestasi Akademik
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa                                      dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang                    dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi. Tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar-mengajar berlangsung.

Secara umum prestasi dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas                         belajar yang telah dilakukan. Namun, banyak orang beranggapan bahwa                                     yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor.”

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Secara lebih khusus prestasi akademik dapat diartikan sebagai suatu bukti keberhasilan belajar dalam bidang akademik atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya dalam bidang akdemik sesuai dengan bobot yang dicapainya
2.3 Skala Pengukuran
Secara umum skala pengukuran dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu :
  1. Skala Nominal
Skala nominal atau skala klasifikasi merupakan skala data yang paling sederhana (paling rendah tingkatannya), dimana angka-angka digunakan semata-mata untuk mengklasifikasikan objek. Perhitungan yang diperbolehkan untuk data berskala nominal yaitu modus dan frekuensi, sedangkan statistic yang dapat diterapkan yaitu Uji Binomial dan Uji χ2.
  1. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang digunakan untuk membedakan suatu ukuran dari ukuran dengan memberi atribut lebih besar atau lebih kecil tetapi tidak dapat mencari selisih atau perbedaan antar skala. Jadi sifat skala ini adalah mengklasifikasi dan mengurutkan. Contoh skala ini adalah nilai ujian (A, B, C, D,E) dan kerusakan (parah, sedang, ringan).
  1. Skala Interval
Skala interval adalah skala yang memiliki ciri-ciri mengklasifikasi, mengurutkan, menghitung jarak antara dua titik skala, dan titik skala nol tidak tetap serta rasio tergantung pada satuan skala yang digunakan. Contoh skala ini adalah pengukuran suhu.
  1. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang memiliki ciri-ciri mengklasifikasi, mengurutkan, menghitung jarak antara dua titik skala, dan titik skala nol tetap serta rasio tidak tergantung pada satuan skala yang digunakan. Skala rasio mencerminkan nilai sebenarnya dari data dan bisa dilakukan operasi matematis. Contoh skala ini adalah massa, hasil belajar, tinggi badan dan berat badan.
(Wijaya,2000)
2.4 Korelasi dan Koefisien Korelasi
Korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi di mana sampel diambil. Dalam analisis korelasi akan dibahas apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada hubungan antara variabel-variabel dan populasi asal sampel dan jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Salah satu langkah untuk menentukan korelasi adalah dengan menentukan koefisien korelasi.
Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Misalnya, dipunyai sampel acak berpasangan berukuran n yaitu (x1, y1), (x2, y2),…,(xn, yn), maka ukuran korelasi antara variabel X dan variabel Y harus memenuli syarat sebagai berikut:
1.      Nilai koefisien korelasi hanya antara -1 sampai dengan 1.
2.      Jika nilai X semakin besar berpasangan dengan nilai Y yang juga semakin besar dan jika nilai X semakin kecil berpasangan dengan nilai Y yang juga semakin kecil, maka korelasi dikatakan positif.
3.      Jika nilai X semakin besar berpasangan dengan nilai Y yang semakin kecil dan jika nilai X semakin kecil berpasangan dengan nilai Y yang semakin besar, maka korelasi dikatakan negatif.
4.      Jika nilai X tampak berpasangan secara acak dengan Y dengan ukuran korelasi mendekati nol. Hal ini terjadi bila variabel X dan variabel Y Independen, sehingga dapat dikatakan antara variabel X dan Y tidak terdapat korelasi.
Koefisien korelasi positif terbesar adalah 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar adalah -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan (error). Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk membuat prediksi.
(Siegel, 1992)
Koefisien korelasi sering dilambangkan dengan huruf (r). Koefisien korelasi dinyatakan dengan bilangan, bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1. Apabila korelasi mendekati +1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang kuat, sebaliknya korelasi yang mendekati nilai 0 bernilai lemah. Apabila korelasi sama dengan 0, antara kedua variabel tidak terdapat hubungan sama sekali. Pada korelasi +1 atau -1 terdapat hubungan yang sempurna antara kedua variabel. Notasi positif (+) atau negatif (-) menunjukkan arah hubungan antara kedua variabel. Pada notasi positif (+) hubungan antara kedua variabel searah. Jika satu variabel naik, maka variabel yang lain juga naik. Pada notasi negatif (-), kedua variabel berhubungan terbalik, artinya jika satu variabel naik, maka variabel yang lain justru turun.
( Prastito,2004)
2.5 Rank
Rank atau peringkat merupakan nomor urut yang diberikan pada setiap observasi dari yang terkecil hingga observasi yang terbesar. Misalnya dalam observasi diambil data sebagai berikut: 10, 5, 7, 3, 9, 6, 11 kemudian data tersebut diurutkan dari data yang terkecil hingga data yang terbesar sehingga diperolah data yang telah diurutkan sebagai berikut: 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11 dan apabila data tersebut di ranking maka diperoleh rank dari masing-masing data tersebut sebagai berikut: rank 1 untuk data 3, rank 2 untuk data 5, rank 3 untuk data 6, rank 4 untuk data 7, rank 5 untuk data 9, rank 6 untuk data 10, rank 7 untuk data 11.
Jika dalam me-ranking data hasil observasi terdapat angka yang sama, maka angka sama diberi rank rata-rata dari posisi-posisi yang seharusnya. Misalnya diperoleh data sebagai berikut: 10, 5, 7, 3, 9, 6, 11, 5, 5 dan apabila data tersebut di-ranking maka diperoleh rank dari masing-masing data tersebut sebagai berikut: rank 1 untuk data 3, karena rank 2, rank 3 dan rank 4 mempunyai data yang sama yaitu 5, maka dicari rank rata-rata yaitu sebanyak tiga kali sehingga ketiga data tersebut masing-masing diberi rank 3, rank 5 untuk data 6, rank 6 untuk data 7, rank 7 untuk data 9, rank 8 untuk data 10, rank 9 untuk data 11.
(Khotimah,2007)
2.6 Korelasi Rank Kendall Tau
Korelasi rank Kendall adalah ukuran korelasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dalam skala ordinal. Sehingga obyekobyek yang dipelajari dapat di-ranking dalam dua rangkaian berurut.
(Siegel,1994: 250)
Analisis korelasi rank Kendall digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. (Sugiono, 2004: 117) Kelebihan metode ini bila digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.
Beberapa asumsi pada analisis korelasi rank Kendall adalah sebagai berikut.
a.       Ukuran koefisien korelasi adalah dari -1 sampai dengan 1.
b.      Data terdiri atas sampel acak yang berpasangan (bivariate) berukuran n, (Xi, Yi) dengan i = 1, 2, 3,…, n.
c.       Skala pengukuran yang digunakan sekurang-kurangnya ordinal.
Metode yang digunakan pada analisis koefisien korelasi rank Kendall
yang diberi notasi τ adalah sebagai berikut.
1.      Beri ranking data observasi pada variabel X dan variabel Y.
2.      Susun n objek sehingga ranking X untuk subjek itu dalam urutan wajar, yaitu 1, 2, 3, …, n. Apabila terdapat ranking yang sama maka ranking-nya adalah rata-ratanya.
3.      Amati ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking X yang ada dalam urutan wajar kemudian tentukan jumlah angka pasangan concordant (Nc) dan jumlah angka pasangan discordant (Nd).
4.      Statistik uji yang digunakan
keterangan: τ = koefisien korelasi rank Kendall
Nc = jumlah angka pasangan concordant
Nd = jumlah angka pasangan discordant
N = ukuran sampel.
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi rank Kendall apabila N ≤ 10 dapat dicari dengan menggunakan tabel Nilai peluang   dalam uji Koefisien Korelasi Rank Kendall pada lampiran 1. H0 ditolak jika . Sedangkan untuk N > 10, distribusi yang digunakan adalah distribusi normal, yaitu
Dengan kriteria H0 diterima bila harga z hitung lebih kecil dari tabel, dan H1 terima bila harga z hitung lebih besar atau sama dengan harga z tabel.
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H0 : tidak ada hubungan antara kedua variabel.
H1 : ada hubungan antara kedua variabel.
Jika dua observasi atau lebih pada varibel X maupun variabel Y mempunyai nilai yang sama, maka prosedur yang digunakan dalam memberi ranking untuk nilai observasi tersebut adalah observasi-observasi yang mempunyai nilai sama tersebut diberi ranking rata-rata dari posisi yang seharusnya. Akibat nilai observasi sama adalah mengubah pembagi pada rumus τ .
keterangan:
Tx = ½ Σ t (t-1), t adalah banyak observasi dengan nilai sama dalam tiap kelompok nilai sama pada variabel X;
Ty = ½ Σ t (t-1), dengan t adalah banyak observasi dengan nilai sama dalam tiap kelompok nilai sama pada variabel Y.
(Khotimah,2007)


BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat penelitian disajikam dalam tabel jadwal kegiatan berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
Bulan
Tempat
Desember
Januari
Pebruari
Maret
April
1
Studi literatur




STAI IBRAHIMY
2
Penyusunan Proposal




STAI IBRAHIMY
3
Seminar Proposal




STAI IBRAHIMY
4
Pengambilan data




MAN  1 Genteng
5
Pengolahan data




MAN 1 Genteng
6
Seminar Akhir




STAI IBRAHIMY
Berdasarkan tabel diatas penelitian ini direncanakan dari bulan Desember 2011 sampai dengan bulan April 2012 dari studi literatur hingga seminar akhir dengan obyek yang penulis teliti adalah data yang diperoleh dari MAN 1 Genteng.
3.2 Rancangan Penelitian
Metode rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini termasuk penelitian inferensial yaitu mengolah data mentah menjadi data berarti. Penelitian ini juga bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang berlangsung. Dari data yang telah dikumpulkan tersebut maka dapat diketahui hubungan IQ dan prestasi siswa kelas 11 A MAN 1 Genteng dengan menggunakan metode analisis uji Korelasi Rank Kendall Tau.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 11 A MAN 1 Genteng yang masih aktif pada tahun ajaran 2011/2012, yaitu berjumlah 100 orang.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai yang dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2010) berikut.

Di mana ,
n = jumlah sampel,
N = jumlah seluruh anggota populasi,
e = taraf signifikansi; toleransi terjadinya galat,
Sehingga,
Maka besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 sampel.

3.4 Teknik Sampling
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan menyeluruh atau tidak acak (unrandom) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Mengumpulkan data siswa kelas 11 A MAN 1 Genteng yang masih aktif pada tahun ajaran 2011/2012.
  2. Mengumpulkan nilai prestasi dan IQ dari setiap siswa kelas 11 A MAN 1 Genteng yang masih aktif pada tahun ajaran 2011/2012.
  3. Membuat ranking dari sampel tersebut.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. X1 = IQ
IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis, Pengukuran kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan (performance test). Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri.
Ukuran data yang digunakan untuk IQ adalah skala interval yaitu skala yang memiliki ciri-ciri mengklasifikasi, mengurutkan, menghitung jarak antara dua titik skala, dan titik skala nol tidak tetap serta rasio tergantung pada satuan skala yang digunakan. Seperti pada tabel 2.1.1 Interpretasi atau penafsiran dari IQ.

2. X2 = prestasi akademik
Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor.
Faktor-faktor prestasi akademik yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
1) Nilai rapor
Nilai di dalam rapor yang memuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2) Prestasi akademik lain
Secara khusus, dalam makalah ini yang dimaksud prestasi akadenik lain adalah prestasi siswa dalam perlombaan akademik seperti olimpiade matematika, lomba pidato bahasa inggris, dan lainnya.
Ukuran data yang digunakan untuk prestasi siswa adalah skala interval di mana skalanya antara 0 (jelek sekali) sampai dengan 100 (baik sekali). Pengambilan nilai untuk prestasi siswa diperoleh dari data setiap Tata Usaha dan Wali Kelas.
3.6 Teknik Analisis Data
Metode Kendall Tau pada dasarnya berusaha mengukur derajat keeratan hubungan antara suatu variabel terhadap variabel lainnya di mana asumsi normalitas distribusinya dapat kita abaikan. Pada metode Kendall Tau harus dibuat ranking terlebih dahulu secara teratur pada satu macam pengamatan tertentu kemudian disesuaikan ranking yang telah disusun tersebut dengan pasangannya yang telah ada.
Langkah-langkah Uji Korelasi Kendall Tau adalah :
  1. Menentukan Rumusan hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antara IQ dan prestasi siswa kelas 11 A MAN  Genteng.
H1 : Ada hubungan antara IQ dan prestasi siswa kelas 11 A MAN Genteng.
  1. Taraf Uji α = 5% = 0.05
  2. Statitik Uji
Statistik uji yang digunakan jika n ≤ 10 adalah
Sedangkan untuk n > 10 statistik uji menggunakan rumus 
  1. Kriteria Uji
H0 diterima bila harga z hitung lebih kecil dari tabel, dan H1 terima bila harga z hitung lebih besar atau sama dengan harga z tabel.
3.7 Kerangka Penelitian
Berikut adalah kerangka penelitian uji korelasi rank kendall untuk mengetahui hubungan antara IQ dan siswa kelas 11 A MAN Genteng :
 merumuskan masalah         penelahaan kepustakaan        hipotesis penelitian      pemilihan alat pengambil data        penentuan sampel dan pengumpulan data         pengolahan dan anlisis data          penyusunan laporan penelitian
Gambar 3.7.1 Kerangka penelitian
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan masalah setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah penelahaan kepustakaan yakni mencari teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis kemudian membuat hipotesis penelitian. Kemudian langkah selanjutnya adalah pemilihan alat pengambil data dilanjutkan dengan penentuan sampelnya dan pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka selanjutnya data diolah dan dianalisis kemudian Interpretasi hasis analisis yang diperoleh dan langkah yang terakhir adalah penyusunan laporan penelitian. 

1 komentar: